Hercules dan mediaaku.comMEDIAAKU.COM - Belakangan ini nama Rosario de Marshall alias Hercules menjadi trending topik di sejumlah media nasional. Hampir setiap hari ada saja berita mengenai Hercules, yang ditantang duel oleh sejumlah jawara. Disisi lain, Hercules punya masa lalu dengan Prabowo Subianto (Capres Nomor Urut 2). Hercules menyebut berhutang nyawa ke Prabowo, saat Prabowo berpangkat Kapten Kopassus yang bertugas di Timor-Timur (Sekarang negara Timor Leste). "Hanya Prabowo satu-satunya yang bisa menyerang saya tanpa saya mengangkat tangan untuk membalasnya," kenang Hercules seperti dilansir dari kompas.com. Hercules saat Prabowo bertugas di Timor Timur, dipakai untuk membantu TNI mengangkut logistik tentara. Satu saat  helikopter yang ditumpangi Hercules jatuh, yang mengakibatkan tangan kanannya rusak parah. Sehingga waktu itu Ia harus mendapat perawatan di RSPAD Jakarta. Dan Hercules harus rela kehilangan tangan kanannya untuk diamputasi. Saat masih menjalani perawatan di RPAD, Hercules kabur. Dari situlah Hercules terjebak dalam lembah hitam di Ibukota. Pria asal Timor Leste itu membangun dinasti premannya akhir 1980-an dan sempat berjaya dipasar tekstil Tanah Abang terbesar se Asia Tenggara itu hingga 1996. Akhir masa jayanya ditandai dengan perebutan kekuasaan oleh kelompok jago Betawi yang dipimpin Muhammad Yusuf Muhi alias Ucu Kambing. Hercules menyebut tanah abang sebagai daerah tak bertuan, dimana kerap terjadi pembacokan dan perkelahian antar preman. Dalam tawuran antar kelompok, Hercules sering memimpin langsung. Ia bahkan dikenal sebagai preman yang tak bisa mati karena selalu berhasil lolos dari maut. Hercules pernah dibacok 16 kali hingga menjalani perwatan ICU, tetapi nyawanya tetap bisa diselamatkan. Dalam suatu perkelahian, sebuah peluru menembus matanya, namun hal tersebut tak juga membuat nyawanya itu tamat. Kini sejak 2006 Hercules sudah tobat dan menapaki bisnis dibidang perkapalan dan perikanan. "Manusia hidup hanya sementara, sekarang saya sadar dan bertobat masuk dunia bisnis," kata Hercules, yang juga sebagai tenaga ahli Pasar Jaya. Ayah tiga anak itu kini membuat ormas dengan nama Gerakan Rakyat Indonesia Baru (GRIB). Dengan harapan ormas ini dapat membantu masyarakat yang terkena musibah. Hercules & Mediaaku.com (Penulis) Jurnalis mediaaku.com (penulis) sebetulnya punya cerita sama Mantan Penguasa Tanah Abang dan Jakarta Kota ini. Penulis waktu itu bekerja sebagai Reporter Liputan 6 SCTV 1998 di Ibukota. Saat pecah kerusuhan 14-15 Mei 1998 di Jakarta, penulis mendapat tugas dari Redaktur untuk menemui dan mewawancarai Hercules. Keraguanpun melanda diri penulis waktu itu. Maklum Hercules adalah preman yang ditakuti disaat itu. Ditambah untuk mencari dimana keberadaan Hercules, penulis pun tidak tahu dimana alamat tempat tinggalnya. Dengan bermodalkan keyakinan dan iman, akhirnya menerima tugas itu. Maka penulis bersama Priambudi sang juru kamera SCTV langsung tancap gas menggunakan mobil liputan mencari mewawancarai Hercules. Ditengah jalan penulis menelfon beberapa teman Preman asal Manado untuk menanyakan mengenai alamat Hercules. Dari info yang didapat, penulis pun mengarah ke jalan Hayam Wuruk Jakarta Kota. Gang demi gang menanyakan ke warga yang tinggal di seputaran jalan Hayam Wuruk. Akhirnya mendapat juga alamatnya di satu gang pertokoan. Secara tak sengaja penulis disapa seorang bapak (sepertinya seorang intelejen berpakaian preman). Mau menemui Hercules ya ? Kata bapak itu, penulis menjawab Iya Pak. Kami pun diantar dan bapak itu menunjuk kearah satu gang. Dengan perasaan gugup kami pun masuk dimarkasnya Hercules. Baru beberapa langkah masuk di gang terdengar suara keras dari arah kurang lebih 20 meter. Cari siapa ? Kami pun merapat. Mencari Hercules pak? Dari mana? Dari Liputan 6 SCTV? Jawab kami. Sebentar! Jawab anak buah Hercules, yang waktu itu sekitar 5 hingga 7 orang. Hercules pun muncul dengan suara lantang, Siapa yang cari saya ? tanya Hercules. Kami pak, dari Liputan 6 SCTV. Ada apa? Tanya Hercules. Kami pun menyampaikan maksud wawancara dan isi wawancara. Akhirnya video sekitar 5 menit hasil wawancara Hercules menjadi Headline program Liputan 6 Petang waktu itu. Sebelum menayangkan, penulis menelfon Hercules, untuk menyaksikan tayangan Liputan 6 Petang Pukul 18.00 WIB, untuk menyaksikan hasil petikan video wawancaranya. Hercules pun menyampaikan terimakasih kepada manajemen Liputan 6 atas penayangan hasil wawancara kami dengannya. Dan sejak saat itu (Pasca Kerusuhan Mei 1998) penulis tidak pernah menjumpai Hercules. Secara tak terduga penulis berpapasan dengan Hercules pada 14 Februari 2024 di Istora Senayan, dengan maksud yang sama yakni ingin menyaksikan Pidato Capres Prabowo Subianto dan Cawapres  Gibran Rakabuming Raka atas kemenangan quick count pada pilpres Pemilu 2024. Penulis menghampiri beliau dan berkata, "Bang saya adalah Reporter TV yang pernah mewawancarai Abang disaat kerusuhan 13-14 Mei 1998," kataku. Hercules pun mengangguk dan menyapa, "Iya iya saya ingat. Apa kbr ? Baik jawab saya, sampai ketemu ya," katanya ditengah kerumunan orang banyak. Dan selesai pidato Prabowo dan Gibran, Hercules pun pamit dan berlalu. Itulah kisah penulis dan Hercules, bertemu kembali setelah 26 tahun berlalu. (harris vandersloot)

Ketua Umum Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) Jaya Rosario de Marshal alias Hercules mendukung penuh Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebagai calon presiden dalam Pilpres 2024.

Hal itu dia ucapkan di Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Sabtu (3/6). Menurutnya, dukungan yang dia berikan kepada menteri pertahanan tersebut harga mati.

"Kecuali beliau angkat bendera putih, mungkin GRIB bisa ambil tindakan ke mana. Namun saat ini, harga mati untuk (mendukung) beliau (Prabowo Subianto)," ucap Hercules mengutip Antara, Sabtu (3/6).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat ditanya terkait cawapres, Hercules menyebut dua nama, yakni Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar dan Menko Polhukam Mahfud MD.

Ia menyerahkan cawapres kepada Gerindra dan koalisi pengusung Prabowo nanti. Dia menegaskan bahwa GRIB Jaya akan mendukung siapapun yang akan berduet dengan Prabowo.

"Mau Abdul Muhaimin Iskandar atau Mahfud MD itu bagaimana komunikasi partai," tuturnya.

Hercules sempat divonis dalam kasus penyerobotan lahan PT Nila Alam. Ia menjadi pendukung setia Prabowo Subianto sejak 2014. Menurutnya, Prabowo sangat layak memimpin tanah air.

Pria yang dikenal sebagai preman Tanah Abang itu menjabat sebagai tenaga ahli BUMD Pemprov DKI Jakarta di PD Pasar Jaya. Dia mengisi jabatan tersebut sejak Februari 2022 kala mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjabat.

Para menteri Kabinet Merah Putih terbang menumpangi Super Hercules untuk mengikuti pembekalan di Akademi Militer Magelang. Terbang dengan Super Hercules rupanya menjadi pengalaman pertama beberapa menteri pembantu Presiden Prabowo Subianto.

Setidaknya, ini adalah pengalaman pertama bagi Menteri BUMN Erick Thohir. Dia mengungkapkan pengalaman naik Hercules di akun TikTok resminya, Kamis (24/10/2024).

"Pengalaman pertama kali naik pesawat Hercules, seru tapi tegang juga," kata Erick dalam keterangan unggahannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam konten yang diunggah sekitar 1 jam lalu itu, Erick meminta doa agar perjalanannya lancar ke Magelang. Untuk diketahui, rombongan menteri Prabowo sudah tiba di Yogyakarta dengan menumpangi Hercules.

"Bismillah lancar sampai di Kota Magelang untuk ikut pembekalan di Akademi Militer," katanya.

Dalam video yang diunggah Erick, terlihat ekspresi dari beberapa menteri dan Menko Kabinet Merah Putih saat menumpangi Hercules. Beberapa sosok yang terekam kamera adalah Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Roeslani; Menteri UMKM Maman Abdurrahman; Menteri Kebudayaan Fadli Zon; hingga Menko Hukum, HAM, Imigrasi, dan Pemasyarakatan Yusril Ihza Mahendra.

"Pak Rosan, kita hidup serius sekali saat-saat ini," kata Erick Thohir.

"Sangat, sangat, sangat," ujar Rosan.

"Penuh dengan ketegangan karena belum pernah naik Hercules," imbuh Erick dan dijawab 'belum pernah' oleh Rosan.

Lihat Video 'Suasana Jajaran Menteri Prabowo Terbang Naik Hercules':

[Gambas:Video 20detik]

TRIBUNBENGKULU.COM - Rozario Marshal alias Hercules yang dikenal sebagai preman legendaris Tanah Abang selalu lekat dengan nama calon presiden (capres) Prabowo Subianto.

Pada setiap konstelasi Pilpres, Hercules selalu militan mendukung Prabowo dan berusaha menyentuh akar rumput.

Herculen meyakini bahwa Prabowo adalah orang yant ulus dan tepat untuk Indonesia, bahkan setelah Prabowo Subianto berulang kali mencalonkandiri.

Tidak main-main, Hercules bahkan sampai ditantang jawara Garut karena terlalu militan mendukung dan mengkampanyekan Prabowo Subianto.

Hercules memang bukan orang sembarang, pada masanya, Hercules terkenal sebagai preman legendaris di tanah abang.

Hercules yang berasal dari Timor Leste ini, kerap bertaruh nyawa saat masa jayanya. Tapi siap sangka sekarang seorang Hercules sangat loyal pada Prabowo Subianto.

Bukan tanpa alasan, ternyata Hercules mengaku punya utang nyawa pada Prabowo.

Baca juga: Menengok Status KTP Titiek Soeharto dan Prabowo, Benarkah Tidak Pernah Bercerai?

Baca juga: Cinta Terlarang Prabowo dan Titiek Soeharto, Bertemu dan Berpisah Karena Politik

Berutang nyawa pada Prabowo Subianto

Sebelum hijrah ke Jakarta, Rozario bergabung dalam operasi tentara Indonesia untuk memperjuangkan wilayah Timor Timur, yang kini berubah nama menjadi Timor Leste.

Ia menjadi Tenaga Bantuan Operasi (TBO) dan mengemban tugas sebagai juru angkut logistik.

Sebelum "diadopsi" oleh militer Indonesia sebagai TBO, Rozario hanyalah seorang yatim piatu yang kehilangan kedua orangtuanya dalam pengeboman wilayah Ainaro di tahun 1978, seperti ditulis New Mandala.

Menurut Hercules, dia "berutang nyawa" kepada Prabowo Subianto yang kala itu menjabat sebagai kapten Komando Pasukan Khusus (Kopassus) di Timor Timur.

Baca juga: Air Mata Titiek Soeharto: Jika Tidak Denganmu, Maka Tidak dengan Siapa Pun

• Viral, Prabowo-Gibran Digoyang Lawan Politik, Hercules Turun Gunung, Ini Kata Petinggi GRIB DKI

Hercules bahkan pernah berujar, "Prabowo adalah satu-satunya orang yang bisa menyerang saya tanpa saya mengangkat tangan untuk membalasnya."

Terlibat insiden kecelakaan helikopter Suatu hari saat mengirimkan logistik untuk tentara di Timor Timur, helikopter yang dinaiki Hercules mengalami kecelakaan.

Rosario de Marshall,[1] lebih dikenal sebagai Hercules, adalah seorang gangster dan broker politik Indonesia yang berasal dari Timor Timur (sekarang Timor Leste). Hercules adalah kuli angkut TNI-AD selama pendudukan Indonesia di Timor Timur. Setelah pindah ke Jakarta, ia membentuk geng preman miliknya sendiri di kecamatan Tanah Abang, yang menguasai dunia kriminal Jakarta pada tahun 1990-an. Saat ini, Hercules mempertahankan status selebriti sebagai gangster yang menakutkan, kadang-kadang muncul di program TV serta majalah tabloid. Ia juga terkenal karena ikatan politiknya dengan kandidat capres 2014 dan 2019, Prabowo Subianto.

Rosario lahir pada tahun 1960an di Timor Portugis, tumbuh di era kekacauan yang dilatarbelakangi invasi Indonesia ke Timor Timur (1975–1976) dan pendudukan selanjutnya oleh tentara nasional Indonesia.[1] Ia pertama kali melakukan kontak dengan tentara Indonesia melalui Kolonel Gatot Purwanto sekitar tahun 1975.[2] Dia kemudian menjadi yatim piatu pada tahun 1978 setelah orang tuanya tewas dalam pemboman yang melanda kota Ainaro. Sejak itu, ia tergabung sebagai kurir yang memberikan bantuan logistik kepada pasukan khusus, Kopassus Indonesia di bawah program Tenaga Bantuan Operasi (TBO).[1][3] "Hercules" adalah nama kode yang diberikan kepada Rosario oleh tim komunikasi radio Kopassus.[2]

Selama menjadi anggota TBO, Hercules terlibat dalam pertempuran kecil dengan perlawanan pro-kemerdekaan Falintil. Helikopternya jatuh saat pertempuran, menyebabkan dia kehilangan mata kanan dan tangan kanannya. Hercules kemudian dibawa ke RSPAD Gatot Soebroto di Jakarta untuk dioperasi.[2] Hercules mengucapkan terima kasih kepada Prabowo Subianto yang saat itu menjabat sebagai Panglima Satuan Komando Nanggala atas dukungan yang diterimanya selama ini. Hercules dikenal memiliki kesetiaan yang 'tak tergoyahkan' terhadap Prabowo sejak saat itu.[3]

Sejak akhir tahun 1980-an, Hercules menetap di Jakarta bersama beberapa pemuda Timor Timur, diberi pekerjaan sebagai insinyur komponen kelistrikan. Dia segera meninggalkan pekerjaannya, pindah ke kawasan komersial Tanah Abang setelah berganti pekerjaan. Setelah menetap di Tanah Abang, ia membentuk geng preman bersama sesama migran Timor, termasuk Logo Vallenberg dan Alfredo Monteiro Pires.[2] Ia kemudian segera berhasil membangun usahanya melalui bisnis pemerasan dan mucikari. Ia juga melakukan pemerasan politik atas nama tentara Indonesia, untuk menyingkirkan dan mengintimidasi gerakan pro-kemerdekaan Timor di Jakarta.[3]

Kerajaan premannya runtuh pada akhir tahun 1990-an setelah beberapa anggota geng Hercules menolak berpartisipasi dalam demonstrasi pro-integrasi. Sejak itu, gengnya kehilangan perlindungan militer, dan Prabowo membiarkan geng preman lainnya mengambil alih gerakan bawah tanah Tanah Abang. Ia dicopot dari jabatannya setelah terjadi pertarungan brutal melawan geng Betawi dan Madura yang dipimpin oleh tokoh-tokoh seperti Bang Ucu dan Abraham Lunggana.[1][3]

Setelah digulingkan dari dunia bawah Tanah Abang, ia membangun kembali reputasinya melalui bisnis penagihan utang dan jaminan. Ia memiliki banyak lahan serta usaha pertanian dan perikanan, membuatnya menjadi sosok yang dermawan. Ia adalah sosok yang disegani di kalangan migran dari Indonesia Timur, yang menyediakan pekerjaan, jaringan, dan perlindungan bagi pendatang baru. Dia tetap bersaing dengan tokoh kejahatan terorganisir lainnya, termasuk John Kei dan Basri Sangaji. Sejak tahun 2008, Prabowo mendekati kembali Hercules setelah mendirikan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra). Sebuah organisasi sosial bernama Gerakan Rakyat untuk Indonesia Baru (GRIB) didirikan pada tahun 2011 oleh Hercules untuk memobilisasi jaringan preman gangsternya, tokoh-tokoh kuat lokal, kelompok main hakim sendiri, dan mantan milisi untuk mendapatkan dukungan politik di tingkat akar rumput terhadap Prabowo.[3]